Cemburu lagi? Konyol



Seseorang pernah berkata: “Kukira selama ini aku hanya percaya pada satu orang, ternyata itu aku. Aku hanya percaya pada diriku sendiri.”
Jika seseorang mengatakan itu padamu, apa yang akan kau katakan padanya?

Mungkin seperti ini. Boleh jadi selama ini ia hanya percaya pada seseorang, satu orang, dan itu bukan dia, melainkan seseorang, orang lain yang ia percaya melebihi ia percaya pada dirinya sendiri. Yang terjadi sebenarnya adalah ia tak pernah percaya dirinya sendiri, ia hanya percaya seseorang. Kepercayaan dari orang itu yang membuatnya percaya diri. Kepercayaan dari orang itu yang membuat ia bisa melangkahkan kaki, pelan tapi pasti. Ketika orang itu mengatakan bahwa ia tak mempercayainya, entah itu tak lagi ataupun memang tak pernah, ia kehilangan dirinya sendiri. Satu-satunya orang tempat ia bergantung, melepaskannya begitu saja. Menghempaskannya jatuh, tanpa menyadari bahwa ialah kaki dari seseorang. Dialah alasan dari seseorang yang memutuskan untuk tetap melangkah dan berlari setelah berulangkali jatuh dan terluka. Ia tak pernah menyadari itu, atau ia tak mau mengakui. Tentang menjadi tempat bergantung, itu bukan hal yang mudah. Bagaimana ia mampu menopang orang lain jia ia sendiri butuh sandaran, butuh seseorang untuk dapat tegak berdiri?

Aku tidak ingin lebih jauh lagi. Aku tidak ingin menangis darah lagi, yang parahnya, hanya aku yang merasakannya, hanya aku yang mengetahuinya. Bahkan hingga detik ini aku belum benar-benar bisa melepaskan rasa ini. Aku masih berusaha memeluk luka-luka ini. Berharap suatu hari nanti, aku tak lagi bergantung pada orang itu. Untuk bahagiaku, untuk keputusanku, untuk pilihan-pilihan dalam hidupku, aku tidak akan melibatkan dia lagi. Tidak akan pernah lagi. Mengorbankan perasaan bahkan untuk orang yang tak pernah mengetahuinya. Aku tidak akan lagi, untuk kesekian kalinya, memulai pertempuran yang aku tahu pasti, aku hanya akan berjumpa dengan luka dan kekalahan, air mata dan rasa sesal yang menyesakkan dada. Sudah cukup, aku tidak mau memulai kebodohan itu lagi.

Tapi pernahkah kau mendengar cerita tentang seorang anak kecil. Seorang anak yang baru bisa berdiri, tapi sudah belajar berlari. Yang harus kau tahu adalah: ketika seorang anak yang baru bisa berdiri untuk pertama kalinya, bukan berarti ia tak butuh pegangan. Hanya saja, siapa yang mau mengulurkan tangan untuknya? Di mata orang, dia bukan lagi seorang anak kecil. Masih ada adiknya, dan adik dari adiknya yang perlu diperhatikan. Tapi siapalah ia, hanya seorang anak kecil yang keras kepala, manja dan banyak maunya.

@SarangWerewolf
16 Februari 2019 21.29
17 Februari 2019 14.25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages